Hotel
des Indes tahun 1945-1948
------------------------------
Reinier
de Klerk merupakan pemilik tanah untuk lokasi hotel ini sejak tahun 1760. Tanah
dan rumah di atasnya dijual de Klerk kepada C. Postmans pada tahun 1774. Pada
tahun 1824 tanah dan bangunan dibeli pemerintah untuk sekolah asrama putri.
Pada tahun 1829, tanah dan bangunan di atas lokasi dibeli orang
Perancis
bernama Antoine Surleon Chaulan yang mendirikan sebuah hotel bernama Hotel de
Provence. Pada tahun 1845, putra Etienne Chaulan mengambil alih hotel dari
tangan ayahnya. Pada tahun 1851, di bawah manajemen Cornelis Denning Hoff,
hotel ini berganti nama menjadi Rotterdamsch Hotel. Pada tahun berikutnya
(1852), hotel ini dibeli orang Swiss bernama François Auguste Emile Wijss yang
menikah dengan keponakan perempuan dari Etienne Chaulan. Pada 1 Mei 1856, Wijjs
menamakan hotel ini sebagai Hotel des Indes atas usulan Douwes Dekker.
Hotel
des Indes, 1910
-----------------------------
Pada
tahun 1860, Hotel des Indes dijual Wijjs kepada orang Perancis bernama Louis
George Cressonnier. Menurut Alfred Russel Wallace yang berada di Batavia pada
tahun 1861[1],“Hotel des Indes sangat nyaman, setiap tamu disediakan kamar
duduk dan kamar tidur menghadap ke beranda. Di beranda, tamu dapat menikmati
kopi pagi dan kopi sore. ... Pada pukul sepuluh disediakan sarapan table
d'hôte, dan makan malam mulai pukul enam, semuanya dengan harga per hari yang
pantas. ”
Setelah
Cresonnier meninggal dunia pada tahun 1870, keluarganya menjual hotel ini
kepada Theodoor Gallas. Pada tahun 1886, Gallas menjual hotel ini kepada Jacob
Lugt yang memperluas hotel secara besar-besaran dengan cara membeli tanah di
sekeliling hotel. Setelah Lugt mendapat masalah keuangan, Hotel des Indes
dijadikan perseroan terbatas N.V. Hotel des Indes pada tahun 1897. Pada tahun
1903, hotel ini berada di bawah manajemen J.M. Gantvoort sebelum dikelola oleh
Nieuwenhuys. John T. McCutcheon menulis pada tahun 1910 bahwa bila dibandingkan
dengan Hotel des Indes, semua hotel di Asia berada di bawahnya. Lebih lanjut,
ia bercerita tentang kemewahan rijsttafel di hotel ini[2],“Anda harus makan
siang lebih awal agar ada cukup waktu untuk menikmatinya sebelum makan malam.
Makan siang disajikan oleh 24 orang pelayan yang berbaris memanjang, mulai dari
dapur hingga ke meja, dan kembali ke dapur dengan berbaris. ... Setiap pelayan
membawa sepiring makanan berisi salah satu lauk dari keseluruhan 57 lauk pauk
untuk rijsttafel. Anda mengambil sendiri lauk dengan sebelah tangan hingga lelah,
lalu bergantian dengan tangan yang sebelah lagi. Ketika Anda sudah siap makan,
piring anda terlihat seperti bunker di padang golf yang dipenuhi nasi.”
Ruang
makan Hotel des Indes
-------------------------------
Setelah
Indonesia merdeka, hotel ini diambil alih Pemerintah Indonesia pada tahun 1960,
dan diganti namanya menjadi Hotel Duta Indonesia. Pada tahun 1971, bangunan
hotel dibongkar untuk didirikan Pertokoan Duta Merlin.
Referensi
"Het beroemde Hotel des Indes in
Batavia heette ooit Hotel Rotterdam, maar dankzij Multatuli...".
Engelfriet.net. Diakses pada 3 Desember 2009.
^ Wallace, Alfred Russel (1869). The
Malay Archipelago Volume I. (of II.). Project Gutenberg.
^ McCutcheon, John T.. In Africa:
Hunting Adventures in the Big Game Country. Project Gutenberg.
Pranala luar
(Belanda) Buklet Hotel des Indes